Ginda Bantah Adanya Dinasti Politik di Pilpres 2024

 

Ginda Bantah Adanya Dinasti Politik di Pilpres 2024

 Anggota DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan (kiri) saat melakukan sesi tanya jawab dengan Mahasiswa Sastra Indonesia Angkatan 2023, Universitas Sebelas Maret, Jumat (19/4/2024) sore. (Foto: Masya Ira N).

 

SOLO, Salah satu yang terpilih menjadi wakil presiden periode 2024-2029 adalah Gibran Rakabuming Raka yang juga menjabat sebagai Wali Kota Solo sejak tahun 2021. Dia juga merupakan anak dari Presiden Joko Widodo.

Terpilihnya Gibran sebagai wakil presiden tentu menimbulkan pertanyaan-pertanyaan tentang adanya dinasti politik dalam pemerintahan.

Hal ini menimbulkan asumsi negatif baik di kalangan masyarakat umum ataupun di kalangan politikus. Adanya dinasti politik tentu sangat mengkhawatirkan bagi masyarakat. Selain itu, adanya dinasti politik juga akan merugikan banyak pihak. Dinasti politik identik dengan kekuasaan yang diturunkan secara turun-temurun.

Salah satu anggota DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, dianggap dekat dengan Gibran. Bahkan, dirinya juga sering dimintai tolong karena dianggap sebagai tangan kanannya.

“Saya itu karena sering dikira dekat dengan Mas Gibran banyak orang yang meminta tolong saya karena dianggap tangan kanannya Mas Gibran di lingkup kota, tapi saya selalu bilang saya bukan tangan kanannya, saya tangan kiri,” kata dia, saat sesi talkshow bersama Mahasiswa Sastra Indonesia, UNS, Jumat (19/4/2024).

Dalam sesi talkshow tersebut, dia juga menyebutkan saat itu Gibran tidak diunggulkan dalam pemilihan calon Wali Kota Solo. Bahkan, dari anggota DPRD dari PDIP hanya dia yang mendukung Gibran menjadi calon Wali Kota.

“Tahun 2019, Mas Gibran itu tidak diunggulkan menjadi calon Wali Kota Solo, saya satu-satunya anggota dewan dari PDI waktu itu yang mendukung beliau jadi calon Wali Kota,” jelasnya.

Tentunya, saat dia memilih mendukung Gibran menjadi wali kota banyak yang tidak setuju dan menanyakan padanya mengenai kemungkinan terjadinya dinasti politik. Tetapi, menurut dia tidak ada yang namanya dinasti politik.

“Politik itu kebijakan publik yang ada di ruang politik dan kebijakannya atau larangannya tidak ada aturan seorang anak presiden mencalonkan diri sebagai calon Wali Kota,” terang dia.

Menurut Ginda, dinasti politik yang benar-benar terjadi saat ini adalah di provinsi yang memiliki keistimewaan dan telah tertulis dalam UUD Keistimewaan.

“Dinasti politik yang pasti ada itu hanya di satu tempat, yaitu di provinsi sebelah,” tegas dia.

Sebelum Gibran mencalonkan diri sebagai Wali Kota Solo, sudah ada 2 calon yang diusulkan oleh PDIP. Tetapi, menurut Ginda jika disuruh memilih diantara 2 calon tersebut, dia lebih memilih Gibran sebagai wali kota karena beberapa alasan.

Jika saya disuruh memilih di antara 2 orang itu, mohon maaf saya lebih memilih mas Gibran, karena jika sedikit berbicara tentang kreativitas politik ya, kalau Beliau yang jadi wali kota banyak bantuan yang akan dimudahkan,” terangnya.

Komentar